- Back to Home »
- Koes Plus »
- Merangkai Kisah Dari Hati Koes Plus
Posted by : Abiyansz
Thursday, 30 April 2015
SEJAK berdiri tahun 1969 hingga sekarang Koes Plus tetap digandrungi pecinta musik di seluruh tanah air. Namun sejak meninggal Tonny Koeswoyo ( 1987) Koes Plus seperti hilang ditelan bumi, tetapi Promotor Ais Suhana kembali membangkitkan kejayaan Koes Plus tahun 1993 dengan formasi : Yok, Yon, Murry dan Abadi Soesman.
“Kisah Dari Hati Koes Plus” adalah cacatan Ais Suhana dalam pertemanannya selama 44 tahun lebih (1969 akhir - 2014 awal) bersama Koes Plus. Jarang ada yang mencatat sedemikian detail dan rinci, sehingga menjadi sebuah buku yang sangat menarik. Sedemikian menariknya, buku ini sehingga hanya dalam seminggu sejak diterbitkan sudah mengalami cetakan ke dua Cetakan pertama sebanyak 2000 buku langsung masuk program CSR (Corporate Social Responsibiliity) PT. BCA ,Tbk.
“Yang akan didistribusikan selain untuk para nasabah Bank BCA juga dikirimkan keberbagai perpustakaan di seluruh Indonesia sebagai literatur bagi masyarakat yang ingin tahu tentang kelompok musik ini. Koes Plus adalah aset nasional, aset bangsa Indonesia, semua kalangan menyukai karya-karyanya,” ujar Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT. Bank BCA, Tbk.
“Menarik bukan hanya kisahnya berbeda dengan buku-buku Koes Plus atau personil Koes Plus yang sudah pernah diterbitkan, juga memaparkan bagaimana Ais Suhana membela Koes Plus dengan sepenuh hati, sehingga tidak heran kalau personil Koes Plus menganggapnya sebagai seorang maesenas (penolong, donator),” kata Theodore KS, penyunting (editor) “Kisah Dari Hati Koes Plus”.
Ais Suhana bukan hanya sebagai penggemar yang kemudian menjadi maesenas, juga adalah penyelamat Koes Plus pada tahun 1993, sebagaimana dikisahkan dalam Bab 2 dan Bab 3, bagaimana pengalamannya menjadI promotor yang menampilkan Koes Plus di atas panggung, juga sebagai teman. Misalnya dalam keseharian menyanyi lagu-lagu Koes Plus di waktu luang bersama-sama, main gaple atau bersenda gurau.
Semua itu tertuang di dalam buku “Kisah Dari Hati Koes Plus” yang di launching pada hari Minggu, 27 April 2014, di kantor Majalah Rolling Stones yang dikenal Rolling Stone Cafe, jalan Ampera, Jakarta Selatan.
Ketika buku ini sedang dipersiapkan di dapur Penerbit Buku Kompas, wafatnya Murry bagai petir di tengah hari. Bagian khusus tentang Murry pun langsung dipersiapkan, terutama foto-foto almarhum dikumpulkan, diseleksi, termasuk SMS yang sempat dikirim Murry serta istrinya yang umroh kepada Ais Suhana. Dari beberapa kalangan pun memberikan komentarnya tentang penabuh drum legendaris industri musik rekaman dan panggung Indonesia ini.
Sebagaimana salah satu komentar penggemar Koes Plus Darno Sudarno (Head of Creative Department, Megapro Communicaton), “Murry sebagaimana Ringo Starr suaranya gak bagus-bagus amat, tapi Murry berhasil membawa warna baru Koes Bersauadara dalam Koes Plus dan menjadikannya legenda. Fansnya berduka sebagamana dua rekannya Yon dan Yok, bagai The Beatles yang juga tersisa dua, Paul McCartney dan Ringo Starr.” (Bab 9, halaman 186).
Begitu pula komentar almarhum Taufiq Kiemas, suami Megawati ini mengatakan bahwa Keluarga Bung Karno tidak pernah memusuhi kelompok musik Koes Bersaudara atau yang kemudian menjadi Koes Plus.
“Karena Kemampuan kreatifitasnya, lagu-lagu Koes Plus sebagai tonggak tetap bertahan sampai kapanpun dari berbagai gelombang perkembangan musik Indonesia,” demikian komentar Ishadi SK, praktisi pertelevisian Indonesia dan Komisaris Utama Trans TV.
Bens Leo, wartwan senior menyatakan bahwa, ”Saya menjadi wartwan berkat Mas Tonny Koeswoyo almarhum, yang menyatakan; Wartwan itu seperti musisi, menulis harus dengan hati”.
Lain lagi komentar Andy F Noya, Pembawa acara Kick Andy di Metro TV, ketika Koes Plus tampil di Kick Andy mendapat sambutan luar biasa, dan merupakan salah satu tayangan yang mendapat rating tertinggi, sampai siaran ulang tiga kali.
“Kisah Dari Hati Koes Plus” benar-benar merupakan rangkaian kisah yang sebagian besar diantaranya belum pernah ditulis dan dipublikasikan (untold stories). Sebuah karya monumental untuk tonggak industri musik Indonesia. ***
Beli Buku edisi Tanda Tangan KLIK: